Hatiku Bukan Pualam
Hatiku Bukan Pualam
Hatiku bukan pualam,
Yang bersinar seperti delima,
Kadang malap dan tidak bercahaya,
Kadang suram tanpa berita.
Hatiku bukan pualam,
Yang selalu gembira dan tawa,
Tanpa ada duka sengketa,
Meski walau sesaat tawa terleka,
Tidak seindah yang diharapkan.
Hatiku juga bukan pualam,
Ibarat puar yang tumbuh melata,
Tiada yang jaga dan disirami,
Hanya kesepian kesunyian peneman,
Permata yang tiada harga.
Jika gembira, aku tawa sendirian,
Jika menangis, tiada henti.
Seolah hatiku telah disumpah,
Akibat kualat yang menimpa,
Benar, percayalah
Hati aku bukan pualam yang diharapkan.
Hatiku bukan pualam,
Yang bersinar seperti delima,
Kadang malap dan tidak bercahaya,
Kadang suram tanpa berita.
Hatiku bukan pualam,
Yang selalu gembira dan tawa,
Tanpa ada duka sengketa,
Meski walau sesaat tawa terleka,
Tidak seindah yang diharapkan.
Hatiku juga bukan pualam,
Ibarat puar yang tumbuh melata,
Tiada yang jaga dan disirami,
Hanya kesepian kesunyian peneman,
Permata yang tiada harga.
Jika gembira, aku tawa sendirian,
Jika menangis, tiada henti.
Seolah hatiku telah disumpah,
Akibat kualat yang menimpa,
Benar, percayalah
Hati aku bukan pualam yang diharapkan.
1 Comments:
Sajak yang penuh erti..Minta izin berkongsi sajak ini, terima kasih.
By Zizi, at 5 Mac 2012 pada 2:21 PTG
Catat Ulasan
<< Home